Disaat kita melewati Jl.Sunan Kali Jaga kita mendapati bangunan pasar lama dan bangunan pasar yang sudah ikut model sekarang serta banguan Gereja Betel Indonesia dan GRP.Jemaat Rangkasbitung.
bangunan-bagunan ruko yang ada di daerah terminal lama pasar kota Rangkasbitung
Betel Indonesia yang ada di daerah jalan Sunan Kalijaga
Setelah selesai kita melanjutkan perjalanan ke jl.Multatuli yang dari ada jembatan duanya menganpa disebut jembatan dua karena satu jembatan jalan kereta api dan satu jalan raya jadi suka disebut jalan jembataan dua.
Selesai dari
situ kita menelusuri sepanjang jl.Multatuli arah kealun-alun kota Raangkasbitung dan sepanjang jl.Multatuli banyak bangunan
yang meninggalkan nilai bersejarah dan wajib harus kita ketahui apalagi kita anak sebagai anak Rangkas, tetapi bukan hanya saja anak rangkas saja yang lain juga harus mengetahui.
karena semakin naik matahari energi kita pun semakin berkurang dan perut kita semakin berdendang-dendang “suara bunyi perut laper maksudnya” dan pas kitajalanadatukangbastusyaudahdehkitajajandulu “ahkmantappp”!!!
setelah selesai jajan kita melanjutkan perjalanan dan medapati lagi banguan-banguan yang lumyan sudah lama dan menyimpan kenangan juga yakni gereja St.Maria, RS.Misi, gedung sekolah SDN.Multatuli, Gedung Juang 45 Pamitra, gedung sekolah Mardiyuana, dan lain sebagainya.
karena semakin naik matahari energi kita pun semakin berkurang dan perut kita semakin berdendang-dendang “suara bunyi perut laper maksudnya” dan pas kitajalanadatukangbastusyaudahdehkitajajandulu “ahkmantappp”!!!
setelah selesai jajan kita melanjutkan perjalanan dan medapati lagi banguan-banguan yang lumyan sudah lama dan menyimpan kenangan juga yakni gereja St.Maria, RS.Misi, gedung sekolah SDN.Multatuli, Gedung Juang 45 Pamitra, gedung sekolah Mardiyuana, dan lain sebagainya.
saat perut mulai lapar nh lumayan di isi dikit.. heheheee sampe ngantriiii buuu!!!
Lanjut Dri situ
kita melanjutkan perjalanan kerumah yang dulu pernah dipakai tempat tinggal yakni rumah multatuli
yang letaknya berada di dalam RSUD.AdjiDarmo, matahari semakin panas dan energy pun
semakin berkurang tetapi semangt kita tetap semangat dan kita tetap jalan kenapa tidak terasa begitu cape, letih karena disepanjang jalan kita bercanda, ketawa-ketawa jadi tidak terasa perjalanan
pun sudah sampai
setelah sampai terus melihat-lihat,
medokumentasikan, membaca papan bacaannya kita istirahat sebentar untuk mengumpulkan sedikit
energy untuk melajutkan perjalanan terakhir kestasiun kereta api Rangkasbitung,
tetapi sebelumnya kita melewati Masjid Agung Al-Ara’af, DPRP kab.Lebak, alun-alun Rangakasbitung,
jl.pasirtariti.
Setelah dari situ kita melanjutkan perjalanan ketujuan terakhir yakni stasiun kereta Rangkasbitung, yang sama juga menyimpan sejarahnya.